Sabtu, 14 September 2013
Urgensi Menciptakan Keluarga Sakinah
oleh :
Yayat Supriyadi
(Kasubdit Pemberdayaan KUA Dit Urais dan Pembinaan Syariah) .............................
Rasulullah saw. bersabda, “Rumahku adalah surgaku,” beliau mengisyaratkan betapa penting dan strategisnya keluarga dalam kehidupan masyarakat. Keluarga, dalam pandangan Islam, adalah “labinatul-ulaa” (batu pertama) dalam membangun masyarakat muslim, dan merupakan surga kecil yang mendatangkan kasih sayang, ketenangan, kedamaian, dan keharmonisan. Allah SWT berfirman,“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda bagi kaum yang berpikir.” (ar-Ruum: 21)
Surga kecil yang dilengkapi dengan taman keharmonisan dan bertaburkan bunga sakinah, mawaddah-rahmah ini, tidak mungkin terwujud kecuali dengan adanya visi dan misi yang sama dari pasangan suami istri dalam meraih visi dan misinya. Kesamaan visi dan misi inilah yang mengarahkan sepasang suami istri untuk mewujudkan impian keluarga harmonis dan surga kecil kehidupan. Dengan kata lain, bahtera keluarga yang berlayar ini tidak mungkin singgah di pulau ketentraman dan keharmonisan tanpa membawa visi dan misi yang sama: visi meraih ridha Allah dan misi mewujudkan keluarga sakinah yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan Islam.
Islam selalu menganjurkan untuk memilih pendamping yang memahami visi dan misi ini, yaitu dzatuddin (perempuan yang beragama) atau sang shalihat-qanitat yang mampu memadukan antara dua garis: garis vertikal dan garis horisontal. Perhatikan hadits-hadits berikut ini. “Perempuan itu dinikahi kerena salah satu dari empat faktor ini: kecantikannya, hartanya, akhlaknya, dan agamanya. Maka, pilihlah yang memiliki agama dan akhlak, karena semua urusan menjadi beres.” (HR Ahmad).
“Perempuan dinikahi karena empat perkara: harta, nasab, kecantikan, dan agamanya. Maka, pilihlah yang memiliki agama, niscaya Allah akan memperbanyak hartamu.” (HR Imam Bukhari, Muslim, Abu Dawud, an-Nasaa`i, dan Ibnu Majah)
Rasulullah juga menyebutkan bahwa sebaik-baik perhiasan dunia adalah perempuan shalihat, yang selalu istiqamah pada nilai-nilai ilahiah, yang membantu suami meningkatkan nilai keimanan dan ketakwaan. Bahkan, dia merupakan “simpanan” dan “perhiasan” yang dicari dan yang diharapkan oleh seorang mukmin setelah ketakwaan itu sendiri, sebagaimana yang telah digambarkan oleh Rasulullah saw. dalam sabdanya,
“Dunia ini ibarat perhiasan, dan sebaik-baik perhiasannya adalah perempuan shalihat.” (HR Muslim, an-Nasaa`i, dan Ibnu Majah)
“Tidak ada sesuatu yang lebih baik daripada perempuan shalihat, yang dibutuhkan seorang mukmin sesudah takwanya….” (HR Ibnu Majah)
Oleh karena itu, Islam melarang mencari pendamping dalam membangun mahligai rumah tangga yang harmonis, dengan hanya mementingkan kecantikannya saja, tanpa mempertimbangkan dimensi spiritual yang dimilikinya, atau karena hartanya saja. Alasannya, tidak mungkin mewujudkan surga kecil atau keluarga sakinah hanya dengan dilandasi kecantikan dan harta saja. Memang, apabila seseorang mendapatkan keempat-empatnya: kecantikan, harta, nasab, dan agama, maka ia akan berbahagia. Ia akan merasakan ketentraman dan kedamaian karena semua ini merupakan sumber-sumber kebahagiaan seseorang. Perhatikan hadits-hadits Rasulullah berikut ini.
“Barangsiapa yang menikahi perempuan karena kedudukannya, maka Allah tidak akan menambahkannya kecuali kehinaan, dan barangsiapa yang menikahi perempuan karena hartanya, maka Allah tidak akan menambahkannya kecuali kemiskinan.” (HR ath-Thabrani)
Menciptakan Keluarga yang Sakinah
Betapa pentingnya eksistensi dan fungsi keluarga dalam kehidupan manusia. Sebab, keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat (mujmata’ atau society) yang mempunyai pengaruh besar bagi pembentukan kepribadian setiap anggotanya.
Oleh sebab itu, Islam mengajarkan pentingnya menjadikan keluarga sebagai pusat terciptanya kedamaian, ketentraman, harmoni kehidupan, dan kesejahteraan. Keluarga yang di dalamnya terdapat suasana-suasana seperti itu merupakan keluarga sakinah (sakînah) atau keluarga maslahah (mashlahah).
Keluarga sakinah atau maslahah tercipta akibat adanya cinta dan kasih sayang atau yang dalam bahasa al-Qur’an disebut mawaddah wa rahmah. Dalam keluarga semacam ini, ada hubungan yang harmonis antara suami dan istri, antara orang tua dan anak. Di samping itu, semua unsur ataupun anggota keluarga berfungsi sesuai dengan perannya masing-masing.
Kiat Menuju Keluarga Sakinah
Bagaimanakah cara yang ditempuh guna menjaga keharmonisan keluarga kita agar tetap sakinah mawaddah wa rohmah hingga kematianlah yang memisahkan kita dengan pasangan hidup kita sebagai berikut :
Berbagi visi dan cita-cita
Dalam menentukan pasangan hidup, tentunya di awal pernikahan kita harus benar-benar meluruskan niat kita. Apalagi bagi seseorang yang sudah memilih da’wah sebagai jalan hidupnya, maka selayaknya juga berharap pasangan hidupnya adalah seseorang yang juga memahami tentang makna da’wah itu sendiri. Tidak bisa dibayangkan, jika suami aktif da’wah mendapatkan seorang isteri yang tidak paham makna da’wah, atau sebaliknya, seorang isteri yang aktif da’wah mendapatkan pasangan hidup yang kurang memahami makna da’wah itu sendiri. Jika hal ini terjadi, tentunya akan sulit terbentuknya rumah tangga yang sakinah mawaddah wa rohmah.
Saling Percaya
Ini juga merupakan salah satu modal utama yang harus dimiliki para pasangan hidup. Kita harus bisa menjaga kepercayaan yang diberikan pasangan hidup kita. Jangan sekali pun mengkhianati perasaan pasangan kita. Jagalah kepercayaan ini dengan baik. Baik kita maupun pasangan hidup kita hendaknya berjalan lurus sesuai tuntunan agama, maka yang akan tumbuh adalah rasa saling percaya.
Saling Menghargai
Dalam hal ini kita bisa mencontoh Rasulullah SAW yang begitu lembut dan menghargai para isteri beliau. Sampai-sampai, pada suatu hari Rasulullah SAW pulang larut malam dan tak dapat membuka pintu karena isteri Beliau tertidur di depannya,maka Rasulullah SAW memutuskan tidur di luar rumah, subhanallah.
Mudah Memaafkan
Dalam hidup ini, tentu saja tak ada gading yang tak retak, maka jika salah satu diantara pasangan hidup kita berbuat salah, maka MAAFKANKAH, dan selesaikan semua persoalan sebelum pergi tidur.
Keterbukaan
Rumah tangga yang baik, sebaiknya menganut sistem manajemen keterbukaan. Jangan pernah ada sedikit rahasiapun diantara kita dengan pasangan hidup kita. Masalah keuangankah, masalah da’wahkah, masalah teman-teman fesbukkah, masalah sms-smskah, semua hendaknya kita ceritakan dengan pasangan hidup kita. Istilahnya tidak ada dusta diantara kita dan pasangan hidup kita tentunya.
Bersahabat dalam Suka dan Duka
Kebahagiaan suami adalah kebahagian kita, kesedihan suami juga kesedihan kita demikian sebaliknya. Hendaknya kita selalu bersama dengan pasangan hidup kita baik suka maupun duka.
Menerima Kekurangan Pasangan Hidup
Di dunia ini, tentu saja tidak ada manusia yang sempurna. Apalagi manusia adalah tempat salah dan lupa. Rasanya kurang bijak, jika menganggap pasangan hidup kita seperti malaikat yang tak punya dosa. Yakinlah, di balik kekurangan pasangan hidup kita, pasti Allah SWT ciptakan berbagai kelebihannya.
Bersikap Murah Hati dalam Kemesraan
Biasanya wanita lebih bersifat romantis dibandingkan seorang pria. Walaupun dari cerita seorang teman, justru suaminyalah yang lebih romantis. Tidak masalah, kalau suami tidak bisa romantis, ya seorang isteri yang juga bersikap romantis atau sebaliknya. Jangan pernah pelit dengan kata-kata lembut, kata-kata sayang, love much, my honey dan seterusnya .
Ciptakan Kejutan bagi Pasangan
Kadang-kadang kejutan yang kecil pun sangat bermakna bagi pasangan hidup kita. Misal pulang kerja, kita belikan semangkok bakso dengan juice jambu kesukaannya, ataupun sebaliknya, pulang kerja, tiba-tiba suami kita belikan oleh-oleh martabak kesukaan kita. Bisa juga ketika suami pulang, sudah kita masakkan masakan kesukaannya. Dalam Islam memang tidak ada hari ulang tahun, namun tidak salahnya kita memberikan hadiah untuk pasangan hidup kita, bisa membelikan sebuah dompet, baju koko, atau kemeja kesukaannya.
Ciptakan Bulan Madu Kedua
Sesekali, ajaklah pasangan hidup kita, untuk berduaan saja tanpa anak-anak, untuk menikmati saat-saat indah berdua saja. Bisa makan berdua di luar rumah, dengan suasana romantis. Tidak perlu yang mahal kok, yang penting nilai kebersamaannya. Lalu bicaralah dari hati ke hati, jadilah pendengar yang baik, sampai pasangan kita menyelesaikan pembicaraannya. Subhanallah, indah sekali, jika semua pasangan hidup bisa melakukan hal ini, rasanya tidak ada masalah yang tidak dapat dipecahkan di dunia ini.
Jangan Sepelekan Janji
Bila sudah berjanji dengan pasangan hidup kita, usahakanlah untuk menepatinya, biarpun untuk hal-hal yang kecil atau sepele. Seperti menjemput sepulang kerja, atau mengantarkan ke dokter, misalnya.
Pentingnya Pendidikan Anak
Keluarga sakinah juga bisa dilihat dari output yang dihasilkan oleh suatu keluarga, bagaimana output pendidikan terhadap anak dari keluarga itu. Keluarga sakinah bisa menghasilkan putra dan putri yang berpendidikan tinggi, doktor, profesor bahkan para penghafal al-quran (Hafiz Quran). Padahal pendidikan para orang tua dari keluarga tersebut tidaklah tinggi. Begitulah output yang dihasilkan dari para sakinah teladan selama ini. Semoga kita bisa menjadi bagian dari keluarga yang sakinah mawaddah warrahmah. Amin. (Yayat Supriyadi)
Sumber : http://bimasislam.kemenag.go.id/informasi/artikel/979-urgensi-menciptakan-keluarga-sakinah-.html
(persembahan terakhir sebelum mutasi ke KUA Burneh.....by : Arif Rochman / Ka.KUA)
Selasa, 20 Agustus 2013
Lounching "PENDAFTARAN NIKAH ONLINE"
Banyak orang yang merasa ogah, males , atau ribet bila akan berurusan dengan birokrasi n instansi pemerintah -termasuk untuk mendaftar nikah- karena selain harus mengisi banyak aplikasi/formulir, menyiapkan banyak persyaratan/berkas, serta mesti antri, yang pasti butuh banyak wantu dan tenaga.
Sementara di tempat lain kita bisa lihat begitu mudah dan simpelnya orang melakukan pekerjaan serta memenuhi kebutuhannya setiap saat dan dimanapun dengan sistem online, seperti pesan tiket pesawat, daftar sekolah/kuliah, daftar/melamar pegawai, dan masih banyak lainnya.
Menyikapi fenomena tersebut, Kantor urusan Agama Kecamatan Galis kabupaten Bangkalan Jawa Timur berinovasi dengan membuat Sistim Online untuk pendaftaran Nikah
Prosesnya, Calon Pengantin –dimanapun dan kapanpun- tinggal ngeklik : www.kuagalis.blogspot.com , lalu pilih “Pendaftaran Nikah Online” lalu disilahkan mengisi Aplikasi yang tersedia. Sesudah semua data di aplikasi diisi, lalu isi “Validasi” kemudian klik “Simpan”, maka data yang telah diisi akan dikirim ke email pendaftar (Catin) sebagai Laporan serta otomatis Data tersebut terkirim ke Aplikasi Simkah (Sistem Informasi Manajemen Nikah) di KUA Kec. Galis – Bangkalan.
Selanjutnya Calon Penganten tinggal menghadap ke KUA Kec. Galis utk proses Pemeriksaan Nikah, tentunya dengan membawa berkas berkas yang diperlukan seperti biasa. Dan sebelumnya Catin harus memberitahu petugas bahwa datanya telah dikirim secara online. Petugas akan mencocokkan data yang telah dikirim online tersebut dengan berkas N1, N2, … Setelah semua cocok, proses selanjutnya adalah penandatanganan berkas pemeriksaan Nikah yang merupakan proses terakhir dalam pemeriksaan nikah.
By : Arif Rochman, MSi (Ka KUA Galis)
Senin, 29 Juli 2013
Siap-siap Ied Fithry....
HISAB AWAL BULAN SYAWAL 1434
H
( SISTEM EPHEMERIS )
Markaz : Pantai Gebang - Bangkalan ( -6° 59’ 8” LS ; 112° 47’ 12.9” BT ;
Tinggi tempat : 5 m)
Oleh : ARIF ROCHMAN, S.Ag M.Si (Kankemenag Bangkalan)
Ijtima’ Awal bulan Ramadhan 1434 H
- Sabaq Mthari (SM) perjam; ELM pk 22.00 = 134° 35’ 16”
ELM pk 23.00 =
134° 37’ 40” –
SM = 0° 2’
24”
- Sabaq Bulan (SB) perjam; ALB pk.22.00 GMT = 134° 38’ 48”
ALB pk 23.00 GMT = 135° 09’ 18” –
SB = 0° 30’ 30”
- Saat Ijtima’ [4] = Jam FIB + ((ELM – ALB)/(SB –
SM)) + 7 jam
=
22 + ((134° 35’ 16”- 134° 38’ 48”)/(
0° 30’ 30” - 0° 2’ 24”)) + 7 jam
=
28 jam 52
mnt 27.33 dtk WIB = 04 jam 52 mnt 27.33 dtk WIB tanggal 07 Agustus 2013
HISAB TERBENAM
MATAHARI
- Equation of time (e)[5]
pk 11.00 GMT = -0jam 05mnt
44dtk
- Semi Diameter
(SD)[7] mthri pk 11.00 GMT = 0° 15’ 46.28”
- Refraksi
(Pembelokan cahaya mthri) = 0° 34.5’ (lihat Daftar Refraksi)
- Dip (Kerendahan
ufuk) à 1.76 Ö5 / 60 = 0°
3’ 56.13”
- KWD (Koreksi
Waktu Daerah) = (15
x 7 - 112° 47’ 12.9”)/15 = -0° 31’ 9”
=
-tan -6° 59’ 8” tan 16° 18’ 08” + sin -0° 54’ 12.41” /cos -6° 59’ 8” /cos 16° 18’ 08” =
0° 1’ 9.42”
t = 88° 53’ 42.1”
Saat terbenam matahari ( Gh° ) = t / 15 +12 – e + Kwd
= 88° 51’ 32.97” / 15 +12 –
(-0jam 05mnt 51dtk ) + (-0° 31’ 9”)
=
17jam 30mnt 16.81dtk WIB ----Ã 10Jam 30mnt 16.81 dtk GMT
AR (Right
Ascension)[10] Matahari dan Bulan saat terbenam
(dengan
Interpolasi ---Ã A -(A-B)C/1 pk.
10Jam 30mnt 16.81dtk GMT è C = 0Jam 30mnt 16.81dtk GMT)
* AR Matahari pk.
10.00 GMT =
137° 31’ 49”
AR Matahari pk. 11.00 GMT = 137° 34’ 12”
AR Matahari
pk 10Jam 30mnt 16.81dtk GMT = 137°
33’ 1.17”
*AR Bulan pk. 10.00 GMT = 141° 33’ 52”
AR Bulan pk. 11.00 GMT =
142° 03’ 28”
AR Bulan pk. 10Jam 30mnt 16.81dtk GMT = 141° 48’ 48.2”
Sudut Waktu (t)
Bulan = AR Matahari – AR Bulan + t
Matahari
= 137°
33’ 1.17”- 141° 48’ 48.2”+ 88° 53’
42.1”
t = 84° 37’ 55.07”
Deklinasi (d )Bulan ; d Bulan pk. 10.00 GMT = 09° 52’ 59”
d Bulan pk. 11.00 GMT = 09° 43’ 48”
Deklinasi (d ) Bulan pk. 10Jam 30mnt 16.81dtk GMT =
09° 48’ 20.93”
Tinggi / Irtifa’
Hakiki (h) Hilal[11]
Sin h = Sin j Sin d + Cos j Cos d Cos t
= Sin -6° 59’ 8” Sin 09° 48’ 20.93” + Cos -6°
59’ 8” Cos 09° 48’ 20.93” Cos 84° 37’
55.07”
= 0° 4’
14.84”
h = 4° 3’ 33.49”
Tinggi / Irtifa’
Marr’I ( h’ ) HILAL ---Ã h’ = h
– Parallaks + SD + Refraksi + Dip
h =
4° 3’ 33.49”
3° 9’ 39.62”
SD = 0° 14’
56.87” + è
3°
24’ 36.49”
Refrk = 0°
11,2 +
3° 35’ 48.49”
Dip =
0° 3’ 56.13”
+
h’ = 3° 39’ 44.62”
MUKUTS / Lama Hilal diatas ufuk (LHU°) sejak matahari
tenggelam --Ã h’/15 = 0° 14’ 38.97”
Saat
Hilal terbenam ( HG°) = Gh° + LHU°
=
17jam 30mnt 16.81dtk + 0 jam 14
mnt 38.97 dtk
=
17 jam
44
mnt 55.78 dtk WIB
Azimut [13] Matahari dan Bulan saat terbenam
* Azimut Matahari = tan -1
(1/(-sin j / tan t + cos j tan d / sin t ))
=
tan -1
(1/(-sin -6° 59’ 8” / tan 88° 53’ 42.1” +
cos -6° 59’ 8” tan 16° 18’ 08” / sin 88°
53’ 42.1”))
= 73° 41’ 8.54” (dari titik Utara
ke arah Barat) = 16° 18’ 51.46” BU = 286° 18’ 51.46” UTSB
* Azimut Bulan = tan -1 (1/(-sin j / tan t + cos j tan d / sin t ))
=
tan -1 (1/( -sin -6° 59’ 8” / tan 84° 37’
55.07”+ cos -6° 59’ 8” tan 09° 48’
20.93” / sin 84° 37’ 55.07”))
=
79° 35’ 19.93” (dari titik Utara ke arah Barat) = 10° 24’ 40.07” BU = 280° 24’ 40.07” UTSB
POSISI HILAL = Azimut Matahari – Azimut Bulan
= 77° 7’ 50.35” ” – 84° 12’ 9.87”
= -5° 54’ 11.39” (di Selatan Matahari)
PENAMPAKAN HILAL
= Miring ke selatan
LUAS CAHAYA HILAL
(CH) : FIB pk. 10.00 GMT & FIB pk 11.00 GMT diinterpolasi
= 0.004340-(0.004340-0.004761) 0° 30’ 16.81”/1
=
0.0045 = 0.45 %
KESIMPULAN : Hilal sudah positif/diatas ufuk sehingga memungkinkan bisa dirukyat, sehingga hari KAMIS, 08 Agustus
2013 ditetapkan sebagai
tanggal 01 Syawal 1434 H (IDUL FITHRI). atau menunggu
Keputusan Sidang Itsbat Pemerintah/Menteri Agama.
Allahu a’lam
Mohon Koreksi &
Saran
Arif
Rochman, S.Ag. M.Si
Tlp. 031 71778030
[1] FIB (Fraction Illumination
Bulan) adalah
besarnya piringan Bulan yg menerima sinar Matahari dan menghadap ke bumi
[2] ELM (Ecliptic Longitude Matahari) adalah jarak matahari
dari titik Aries (Hamal, Vernal Aquinox) diukur sepanjang lingkaran Ekliptika.
Juga disebut Bujur Astronomis, Taqwim, dan Thul.
[3] ALB (Apparent Longitude Bulan) adalah Bujur Astronomis/Taqwim/Thul Bulan yaitu
jarak bulan dari titik Aries diukur sepanjang lingkaran Ekliptika. Jika ELM=ALB
maka terjadi IJTIMAK
[4] Ijtima’ adalah saat terjadinya panjang busur yang sama antara matahari dan bulan diukur
dari titik Hamal; atau matahari dan bulan berada pada busur langit yg sama
[5] Equation of time (e) adalah disebut juga Perata Waktu(Ta’dilul Wakt)
yaitu selisih waktu kulminasi matahari hakiki dgn waktu kulminasi matahari
pertengahan
[6] Deklinasi (d)
matahari yg terlihat bukan yg hakiki,
yaitu jarak titik pusat matahari dari equator
[7] SD (Semi Diameter) adalah jarak titik pusat
matahari/bulan dari piringan luarnya
[8] Tinggi matahari (h) adalah jarak yg diukur dari titik pusat matahari
sampai lingkaan horizontal (h) melalui lingkaran Vertikal
[9] Sudut Waktu (t) adalah sudut
yg dibentuk oleh Meridian dg lingkaran waktu/lingkaran Deklinasi yg melewati
matahari
[10] Apparent Right Ascension (AR) disebut juga almathla’ul
bilaad/As shu’udul mustaqim yaitu jarak matahari/bulan dari titik Aries
diukur sepanjang lingkaran Equator
[11] Hilal adalah bulan sabit yg terlihat pertama kali, setelah
melewati Ijtima’ (Konjungsi) yg terjadi sebelum ghurub, dan bulan
terbenam setelah matahari terbenam serta bulan berada diatas ufuk (Horizon)
[12] Parallaks disebut juga Beda Lihat adalah sudut antara
garis yg ditarik dari benda langit ke titik pusat bumi dan garis yg ditarik
dari benda langit ke mata si Pengamat. Horizontal Parallaks Bulan adalah
paralak bulan yg sedang berada persis di
garis ufuk
[13] Azimut atinya “arah”, maksudnya arah posisi benda
langit terhadap titik (Barat), kemiringannya, serta posisinya dari benda langit
lain (matahari)
Langganan:
Postingan (Atom)